Seni
Seni masyarakat Langagedha, seperti ukiran Sao, tarian adat, dan nyanyian, mencerminkan tradisi, kearifan lokal, dan harmoni dengan alam serta leluhur.
Alat Musik Tradisional Bhego
Bhego adalah alat musik tradisional yang memiliki bunyi khas menyerupai alat musik go laba, menghasilkan lima nada unik: wela, dhere, uto-uto, dan doa. Alat ini terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara dipetik, mirip dengan ukulele, namun dengan teknik tersendiri. Bhego diciptakan oleh nenek moyang sebagai hiburan, khususnya untuk mengisi waktu luang setelah bertani. Meskipun keberadaannya kini mulai memudar, Bhego masih dilestarikan oleh pegiat seni yang menjaga dan mewariskan alat musik ini kepada generasi muda.
Tarian Ja’i Laba Go
Tarian Ja’i Laba Go merupakan tarian khas masyarakat Langagedha yang selalu memikat dengan energinya. Diiringi dentuman gong dan gendang yang dipukul bersamaan, tarian ini biasanya dilakukan dalam berbagai upacara adat seperti penjemputan tamu, acara Ka Sao, hingga prosesi pembuatan Ngadhu Bhaga. Sebelum tarian dimulai, penari akan mempersembahkan sapaan dalam bahasa daerah. Salah satu sapaan yang khas adalah: “Ooo mahasiswa damaku, Kami tima ne’ate bila, kami pama ne’e ate bhara soga sama tau laba”, yang berarti: "Ooo mahasiswa, kami terima dengan hati yang gembira, kami terima dengan hati yang tulus." Setelah sapaan ini, suara gong dan gendang mulai mengiringi langkah penari. Dengan gerakan tangan yang diangkat bergantian ke kiri dan kanan, tarian ini dipimpin oleh pergerakan kaki kanan yang menjadi motor gerak seluruh penari. Penari Ja’i Laba Go tampil dalam balutan pakaian tradisional Langagedha yang memancarkan pesona lokal. Tak hanya pakaian, mereka juga dilengkapi dengan parang dan tas khas yang menjadi simbol identitas budaya Langagedha. Tarian Ja’i Laba Go tidak hanya sekadar hiburan, tapi juga mencerminkan semangat kebersamaan dan penghormatan dalam setiap geraknya, menjadikannya warisan budaya yang patut dilestarikan.